Farmasi Herbal
Makalah
“Farmasi
Herbal”
DISUSUN OLEH:
NAMA : Gregorius Adiwijaya Kusuma
NPM : 0540030111
PRODI : DIII FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmat dan Ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah Fisika yang
berjudul “Farmasi Herbal” sebagai tugas susulan ujian akhir semester satu.
Adapun isi
dari Makalah ini adalah untuk mengetahui kelebihan kulit buah
manggis sebagai obat herbal.
Semoga
Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat memenuhi kriteria tugas
yang ibu berikan serta
dapat menjadi nilai tambah untuk penulis.
Tak ada
yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh sebab itu penulis menerima kritik positif dari pembaca sebagai
perbaikan bagi penulis dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfat.
Akhir kata
penulis ucapkan “Terima Kasih”
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tumbuhan
adalah salah satu potensi kekayaan alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan dalam
mempertahankan kesehatan masyarakat. Bahkan sampai saat ini pun menurut
perkiraan badan kesehatan dunia (WHO). 80% penduduk dunia masih menggantungkan
dirinya pada pengobatan tradisional termasuk penggunaan obat yang berasal
dari tanaman. Sampai saat ini seperempat dari obat-obat modern yang beredar di
dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari tumbuhan.
Potensi tanaman sebagai bahan baku obat juga sangat berhubungan dengan
keberadaan organisme endofit pada jaringan tanaman dan merupakan sumber
penemuan bahan baku obat. Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup di
dalam jaringan tanaman pada periode tertentu dan mampu hidup dengan
membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya. Dari
sejumlah besar tumbuhan Indonesia daat ditemukan keanekaragaman endofit yang
sangat besar sebagai bahan baku obat secara alami. Potensi yang sangat besar
dari mikroba endofit ini belum dikembangkan dan dimanfaatkan secara maksimal
dalam proses industrialisasi di Indonesia. Pemanfaatan endofit sebagai sumber
bahan baku obat karena kemampuannya menghasilkan senyawa biologi atau
metabolit. Metabolit sekunder yang dihasilkan ini diduga sebagai akibat
transfer genetik antara tanaman dan endofitnya yang disebabkan oleh asosiasi
endofit dengan tanaman inangnya yang sedemikian kuat (Aisyah, 2004). Salah satu
tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat
tradisional adalah tanaman Manggis (Garcinia sp), dimana tanaman ini mudah
diperoleh dan diyakini masyarakat. Beberapa penelitian menyatakan ternyata
telah ditemukan mikroba endofit pada tanaman manggis.
Manggis
(Garcinia sp), salah satu genus tumbuhan yang memiliki potensi yang sangat
besar untuk dikembangkan menjadi obat berbagai penyakit. Tumbuhan ini memilki banyak
jenis spesies diantaranya Garcinia mangostana L, Garcinia dulcis, Garcinia
lateriflora, Garcinia latissim, Garcinia nervosa, Garcinia nigro dan masih
banyak lagi (Jamal, 2001). Tumbuhan ini termasuk genus tumbuhan berbuah
yang kebanyakan buahnya bisa dimakan. Beberapa spesies menghasilkan resin
berwarna kuning yang digunakan sebagai pernis dan mengobati luka. Kulit buah
menggis sangat berguna untuk menghambat proses penuaan, mencegah penyakit
pembuluh darah dan menjadi anti kanker Oleh sebab itu, pemanfaatan kulit buah
manggis sebagai obat herbal memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan. Karena di masyarakat luas, kulit manggis tidak mempunyai nilai kegunaan
yang tinggi yang menjadikan kulit manggis hanya menjadi limbah.
B.
Tujuan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui kelebihan kulit buah manggis
sebagai obat herbal serta metode penerapan bioteknologi dalam proses
pengolahan obat herbal.
C.
Manfaat
Manfaat yang
diharapkan dari makalah ini adalah diperoleh metode pembuatan obat herbal dari
kulit buah manggis yang aman, ekonomis dan efisien sehingga dapat menghasilkan
obat herbal dengan kualitas yang baik dengan biaya seminimal mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Obat Herbal
Obat herbal
adalah obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak sedemikian rupa
sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam prosesnya tidak menggunakan
zat kimia. Misalnya jamu, obat tolak angin cair, dsb. Seperti kita ketahui obat
herbal dapat menyembuhkan penyakit dengan efek samping yang minim karena dibuat
dari bahan-bahan yang alami, tidak seperti obat-obat sintetis yang dapat
memberikan efek samping baik secara langsung maupun setelah waktu yang lama
(Anonim, 2009).
B.
Buah Manggis
Manggis (Garcinia
mangostana L.) adalah
sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini
berasal dari Kepulauan
Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter. Buahnya juga
disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula
varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam perdagangan
dikenal sebagai “ratu buah”, sebagai pasangan durian ,si “raja
buah”. Buah ini mengandung xanthone,Xanthone
mempunyai aktivitas antiinflamasi
dan antioksidan. Sehingga
di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar
antioksidan tertinggi di dunia. Manggis (Garcinia sp), salah satu genus
tumbuhan yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi
obat berbagai penyakit. Tumbuhan ini memilki banyak jenis spesies diantaranya
Garcinia mangostana L, Garcinia dulcis, Garcinia lateriflora, Garcinia
latissim, Garcinia mangostana L, Garcinia nervosa, Garcinia nigro, dan masih banyak
lagi (Jamal, 2001). Tumbuhan ini termasuk genus tumbuhan berbuah yang
kebanyakan buahnya bisa dimakan. Beberapa spesies menghasilkan resin berwarna
kuning yang digunakan sebagai pernis dan mengobati luka.
C.
Kandungan, dan Manfaat Buah Manggis
Manggis
(Garcinia mangostana L) terdiri dari dua bagian, yaitu pulp (isi putih) dan
pericap (kulit). Dimana pada pulp (isi putih) di dalamnya mengandung mineral
(fosfor, kalsium dan zat besi), vitamin (B dan C), karbohidrat, lemak, protein,
dan kadar air. Sedangkan pada pericap (kulit) manggis tersebut mengan-dung
xanthone, tanin, antosianin, anti inflamasi, anti kanker, dan anti mikroba.
Kulit buah manggis sangat berguna untuk menghambat proses penuaan, mencegah
penyakit pembuluh darah dan menjadi anti kanker. Xanthone sebagai senyawa yang
paling banyak dalam kulit buah manggis tersebut memilki sifat yang baik dan
bermanfaat bagi tubuh seperti anti peradangan, anti diabetes, anti
kanker, anti bakteri, anti jamur, anti plasmodial, mampu meningkatkan kekebalan
tubuh, hepatoprotektif. Di dalam senyawa xanthone teridentifikasi sekitar 14
jenis senyawa turunannya. Yang paling banyak terkandung dalam buah
Manggis ialah kandungan alfa-mangostin dan gamma-mangostin.Alfa-mangostin
adalah senyawa yang sangat berkhasiat dalam menekan pembentukan senyawa
karsinogen pada kolon. Selain alfa-mangostin, senyawa xanthone juga mengandung
gamma-mangostin yang juga memiliki banyak manfaat dalam memberikan proteksi
atau melakukan upaya pencegahan terhadap serangan penyakit. Menurut
penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 1970-an, kedua turunan senyawa
xanthone tersebut bisa menghentikan proses peradangan atau inflamasi dengan
jalan menghambat enzim COX-2 yang merupakan enzim pemicu peradangan.
Dalam penelitian lainnya juga ditemukan fakta bahwa gamma-mangostin
memiliki sifat anti-radang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan obat-obat
inflamasi yang selama ini beredar di pasaran. Dengan demikian,
gamma-mangostin mampu memberikan proteksi pada serangan penyakit yang menyebabkan
inflamasi seperti alzheimer dan arthritis.
Berikut khasiat
dari kulit buah manggis yang diteliti oleh pakar nutrisi dari Amerika:
1.
Melindungi dan menyokong jantung yang sehat.
2.
Menjaga kesehatan kardiovaskular dan membantu
membentuk sel darah merah yang sehat dan sistem saraf yang sehat. Menjaga tahap
asid amino homosisteina yang sehat.
3.
Melindungi sel dan membantu kandungan kolesterol pada
tahap yang sehat. Mensuplai vitamin B pada tahap yang sehat kepada jantung.
Merupakan bagian dari diet yang seimbang dengan kandungan lemak jenuh dan
kolesterol yang rendah, dan mengandungi asid folik, vitamin B6 dan Vitamin B12
yang dapat mengurangkan risiko penyakit vaskular.
4.
Menjadikan mata, kulit dan rambut lebih sehat.
5.
Membantu menjadi kulit, mata , gigi, gusi dan rambut
lebih sehat.
6.
Membantu meningkatkan kesehatan penglihatan,
penglihatan pada malam, dan kesehatan mata.
7.
Meningkatkan stamina/tenaga.
8.
Memiliki peran penting dalam penyerapan dan
metabolisme protein dan karbohidrat.
9.
Membantu dalam menjaga stamina dan tenaga.
10. Membantu sistem
ketahanan tubuh.
11. Membantu sistem
ketahanan tubuh (pengimunan) dengan meningkatkan fungsi sistem pengimunan.
12. Penghapus
radikal bebas yang kuat.
13. Satu
antioksidan yang unggul dengan nilai ORAC yang paling tinggi. Antioksidan
membantu badan menentang radikal bebas yang bahaya dan juga menggalakkan
panjang umur sel.* Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan vitaman
antioksidan dapat mengurangkan risiko penyakit kanker.
14. Sistem
Pencernaan yang sehat.
15. Membantu sistem
saluran usus yang normal dan sehat.
D.
Cara Pengolahan Kulit Buah Manggis
Prof. Dr.
Sumali Wiryowidagdo MSi,Apt. mengatakan ada 2 teknik mengolah kulit manggis,
yaitu cara basah dan kering. Cara basah berupa jus atau rebusan. Untuk Rebusan
bisa dengan:
1.
Infusa : perebusan selama 15 menit setelah air
mendidih.
2.
Dekokta : perebusan selama 30 menit setelah air
mendidih Lamanya perebusan tergantung bahan yang direbus tahan lama atau tidak,
Kulit Manggis termasuk bahan yang tahan panas. Oleh karena itu,waktu 30 menit
setelah perebusan termasuk optimal untuk mengekstrak bahan aktif dalam
kulit manggis. Cara kering, suhu pengeringan maksimal 60 derajat Celcius agar
enzim dalam kulit manggis tidak rusak. Menurut Sumali, Kadar yang diekstraksi
dari rebusan lebih tinggi daripada serbuk dalam kapsul. Berbagai kualitas fisik
buah, misalnya: besar-kecil, mulus, bergetah ataupun burik tidak mempengaruhi
kadar Xanthone hasil ekstraksi kulit manggis kering. Oleh karena itu buah
dengan kualitas buruk sekalipun masih bisa dimanfaatkan.
Cara Pengolahan Kulit Buah Manggis .
1.
Menyeduh atau Merebus Kulit
Manggis.
Mengkonsumsi kulit manggis dengan cara diseduh
merupakan pilihan yang praktis. Caranya membuatnya mudah & menyeduh
kulit manggis sama caranya dengan membuat teh seduh, yaitu:
a.
Ambil kulit manggis, lalu cuci hingga bersih.
b.
Seduh kulit manggis menggunakan air mendidih.
c.
Diamkan seduhan kulit manggis ungu hingga warnanya
keunguan.
d.
Setelah itu minum selagi hangat.
Kelemahan cara
seduhan ini senyawa xanthone dalam kulit manggis tidak dapat terekstrak
sempurna. Akibatnya khasiatnya akan lama dirasakan oleh tubuh. Berdasarkan
penelitian Rosita Melannisa MSi, Apt dan Tim dari Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta, senyawa aktif dalam kulit manggis yaitu xanthonetidak dapat terekstrak optimal jika
menggunakan pelarut air, kadar alfamangostin
yang terekstrak kurang dari 1 %.
2.
Mengukus Kulit Manggis
Hasil
Penelitian Asep W. Permana periset di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pasca Panen Pertanian Bogor kelebihan mengukus kulit manggis sebelum dikonsumsi
yaitu: getah yang terkandung dalam kulit manggis akan hilang. Sehingga setelah
kulit manggis dibuat jus rasa sepatnya akan hilang. Adapun cara mengukusnya
sebagai berikut:
a.
Ambil kulit manggis yang akan digunakan sebagai obat.
b.
Rendam kulit manggis dalam air selama 1 jam.
c.
Setelah itu cuci bersih kulit manggis.
d.
Kukuslah selama 3-5 menit Setelah itu barulah
diblender rebusan kulit Manggis dan diendapkan sebelum dikonsumsi. Tujuan
pengukusan untuk menghilangkan getah yang terkandung di dalamnya.
3.
Membuat Serbuk Kulit Manggis
Menurut Ahli
Farmakologi mengonsumsi kulit manggis dalam bentuk serbuk paling efektif
untuk pengobatan, karena jika kulit manggis hanya direbus saja maka senyawa
yang larut air saja yang dapat terekstrak, namun jika dikon-sumsi beserta
ampasnya maka bagian yang larut dalam lemak pun dapat terserap. Cara untuk
membuat serbuk kulit manggis sebagai berikut:
a.
Kulit buah manggis 150 gr
b.
Iris kecil-kecil atau cacah kulit manggis hingga
lembut.
c.
Setelah itu jemur kulit manggis selama 2-3 hari hingga
kering, pengeringan berfungsi menghilangkan cairan dan getah pada kulit
Manggis penyebab pahit.
d.
Giling irisan kulit manggis yang telah kering
menggunakan gilingan cabe hingga menjadi serbuk.
e.
Setelah itu, serbuk kulit manggis dapat dikonsumsi
atau dapat dimasukkan ke dalam kapsul kosong. Jika ingin mengkonsumsi kulit
manggis dalam bentuk serbuk secara langsung maka cukup menyeduh 20 gr serbuk
dengan 240 ml air matang. Apabila mengkonsumsi kulit manggis dalam bentuk
serbuk maka harus mengimbanginya dengan minum air putih yang banyak. Hal ini
disebabkan dengan banyak minum air putih dapat meluruhkan endapan tersebut.
Alternatif lain adalah dengan mengkonsumsi herbal yang bersifat diuretic atau
peluruh kencing seperti: adas, jintan dan daun sembung.
4.
Jus Kulit Manggis
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam pembuatan jus
kulit manggis adalah:
a.
Kupas kulit luar yang keras dari buah Manggis yang
mengandung tannin dan saponin, yang memiliki efek menyamak. Bila terkonsumsi
maka saponin mengakibatkan penutupan pori-pori sel usus, akibatnya usus kejang
dan memicu muntah hingga diare.
b.
Campurkan kulit dengan buah dan biji, tujuan
pencampuran ini sebagai penawar dari efek samping bagian buah yang lain dan
juga pencampuran ini bisa menghilangkan rasa sepat pada kulit manggis.
Cara Pembuatan Jus Manggis:
a.
Siapkan 1 buah manggis matang.
b.
Kupas kulit bagian luar.
c.
Potong-potong atau cacah seluruh bagian hingga menjadi
kecil.
d.
Masukkan potongan /cacahan kulit, buah dan biji
manggis dalam blender dengan 150 cc air.
e.
Saring jus manggis.
f.
Endapkan selama 5 menit, buang busa di permukaan dan
hindari mengonsumsi endapan. Asep W.Permana dari Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor menambahkan mengawetkan Jus Manggis
dengan menambahkan Asam Sitrat. Fungsi Asam Sitrat untuk menambah rasa dan
memperbaiki warna jus kulit manggis. Hasilnya Jus Kulit Manggis tahan selama 2
minggu di dalam kulkas dan 5 hari di suhu kamar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Buah manggis merupakan buah yang mempunyai khasiat yang sangat banyak dalam
bidang pengobatan herbal. Hal ini karena pada buah manggis terdapat
xanthone, dimana xanthone merupakan senyawa yang paling banyak dalam kulit buah
manggis memilki sifat yang baik dan bermanfaat bagi tubuh seperti anti
peradangan, anti diabetes, anti kanker, anti bakteri, anti jamur, anti
plasmodial dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh, hepatoprotektif.
2.
Di dalam senyawa xanthone teridentifikasi sekitar 14 jenis senyawa
turunannya. Yang paling banyak terkandung dalam buah Manggis ialah kandungan
alfa-mangostin dan gamma-mangostin.
3.
Alfa-mangostin adalah senyawa yang sangat berkhasiat dalam menekan
pembentukan senyawa karsinogen pada kolon. Selain alfa-mangostin, senyawa
xanthone juga mengandung gamma-mangostin yang juga memiliki banyak manfaat
dalam memberikan proteksi atau melakukan upaya pencegahan terhadap serangan
penyakit.
4.
Buah manggis juga dapat di olah menjadi minuman seperti jus, juga dapat
dijadikan sebagai obat herbal
B.
Saran
Diharapkan adanya penelitian lebih
lanjut mengenai pengolahan kulit manggis secara tepat, agar diperoleh khasiat
yang maksimal dengan biaya se-ekonomis mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, I.
2004. Skrining Mikroba Endofit Penghasil Antimikroba dari Tanaman Temu Putih
(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) terhadap E. coli, Bacillus subtilis, Canida
albicans dan A. niger.Skripsi Sarjana Farmasi: ITSN.
Anonim.
2012.Apakah Xanthone Itu.http://xamthon-plus.com/kontak-kami-2/apakah-xanthone-itu diakses pada tanggal 24 Juni 2012.
Anonim. 2012.
Cara Olah Kulit Manggis untuk Obat.http://ifey.info/cara-olah-kulit-manggis-untuk-obat.html diakses pada tanggal 23 Juni 2012. Anonim.
2009.
Definisi Obat
Herbal Adalah.http://herbalqu.blogspot.com/2009/02/definisi-obat-herbal-obat-herbal-adalah.html
Komentar
Posting Komentar